Home » Inspirasi » Indonesia » Tari Kecak : Sejarah, Fungsi Tari, dan Gerakan yang Penuh Makna

Tari Kecak : Sejarah, Fungsi Tari, dan Gerakan yang Penuh Makna

Indonesia memang sudah masyhur di dunia sebagai salah satu negara yang memiliki beragam flora, fauna, suku, hingga budaya.

Dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, Pulau Bali menjadi salah satu pulau yang menjadi sorotan dunia.

Bali menyimpan beragam kekayaan dan keunikan mulai dari panorama alam hingga kesenian yang memukau, salah satunya tari Kecak.

Bagi kamu yang pernah berlibur ke Bali dan melihat pertunjukan aksi tarian Kecak pasti merasa terpesona.

Tidak hanya indah dilihat saja, tarian ini rupanya juga memiliki makna dan nilai-nilai yang mendalam.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai asal-usul dan keunikan dari tarian khas Bali yang satu ini, yuk simak ulasan berikut.

Sejarah Tari Kecak

Sejarah Tari Kecak
Source : culturebali46.wordpress.com

Sudah bukan rahasia lagi bawa tari Kecak Bali memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Pulau Dewata.

Maka tidak mengherankan apabila sampai saat ini tarian ini masih dilestarikan dan dijaga dengan baik.

Tarian ini juga termasuk ke dalam seni pertunjukan masal karena dilakukan oleh banyak orang yaitu sekitar 50 sampai 70 orang.

Tarian khas Bali ini pertama kali diciptakan oleh seorang seniman asal Bali pada sekitar tahun 1300-an bernama Wayan Limbak.

Bersama dengan temannya yang merupakan seorang pelukis asal Jerman bernama Walter Spies, tari Kecak ini berhasil dipopulerkan sampai ke luar negeri.

Tari Kecak berasal dari tradisi Sanghyang dan kisah pewayangan Ramayana.

Nama tarian yang biasa dikenal dengan sebutan tari Cak atau tari Api ini diambil dari ucapan para penari yang mengucapkan kata “cak cak cak” secara bersama-sama ketika pertunjukan tari berlangsung.

Selain iringan dari musik mulut para penari, tarian ini juga diiringi dengan kerincingan yang diikatkan pada pergelangan kaki para penarinya, sehingga menciptakan suara iringan yang khas.

Bagi kamu yang sudah pernah melihat pertunjukan tari ini, kamu pasti menyadari gerakan tangan para penarinya yang khas, bukan?

Gerakan tangan yang dilakukan oleh para penari Kecak bukan tanpa maksud, namun gerakan tangan tersebut dilakukan untuk menggambarkan kisah pewayangan, yaitu cerita Ramayana di mana Rahwana menculik Dewi Sinta.

Tarian ini menyajikan kisah tentang pembebasan Dewi Sinta dari cengkeraman Rahwana.

Selain untuk pertunjukan seni drama tari, Kecak juga tergolong dalam tarian sakral karena mempertunjukkan aksi kekebalan tubuh para penarinya yang kebal terhadap api dan tusukan keris.

Tarian ini juga sering dipertunjukkan untuk upacara keagamaan di mana para penarinya biasanya kemasukan roh dan menjadi media berkomunikasi dengan para roh dewa atau leluhur yang sudah disucikan.

Ketika penari sedang kerasukan roh, mereka biasanya akan melakukan tindakan-tindakan di luar dugaan seperti berbicara dengan suara mereka atau melakukan adegan berbahaya.

Filosofi Tari Kecak

Tarian ini juga memiliki filosofi dan makna yang mendalam yang digambarkan pada setiap gerakan dan adegan.

Berikut ini beberapa filosofi dan makna yang terkandung di dalam tari Kecak:

  • Kepercayaan kepada Kekuatan Tuhan

Dalam pementasan tarian Kecak terdapat beberapa gerakan dan adegan yang menceritakan tentang Rama yang meminta pertolongan kepada Dewata.

Dari adegan ini, makna yang terkandung di dalam tarian khas Bali ini yaitu kepercayaan manusia kepada Tuhan sebagai pelindung dan penolong umat-Nya.

Tarian ini dipercayai oleh masyarakat Bali sebagai sarana mendatangkan roh Dewi Tilotama.

  • Nilai Seni yang Tinggi

Meskipun tarian ini tidak diiringi dengan musik atau gamelan sama sekali, namun tarian Kecak ini tetap terlihat indah dan memukau karena gerakan energik dan kompak yang dilakukan oleh para penarinya.

Tiap gerakan juga dilakukan oleh para penari juga sesuai dengan irama, sehingga bagi kamu yang bukan pemeluk agama Hindu tetap bisa menikmatinya meskipun tidak paham dengan alur ceritanya.

Karakteristik Tari Kecak

Karakteristik Tari Kecak
source : goodnewsfromindonesia.id

Tidak hanya kental dengan nilai sejarahnya saja, tarian Kecak juga memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan mengandung makna mendalam, mulai dari gerakannya, musik pengiringnya, sampai ke jalan cerita yang disajikan.

Melalui gambar tari Kecak, kamu juga bisa melihat keunikan dari segi pola lantai yang digunakan, yaitu pola lantai melengkung atau melingkar.

Daya tarik tari Kecak Tanah Lot ini terlihat dari riasan, kostum yang dikenakan, dan iringan suara mulut penari yang khas dan unik, serta sarat makna.

Tarian khas Bali yang dimainkan oleh kaum pria ini juga menjadi salah satu ikon budaya Bali yang selalu berhasil membuat kagum wisatawan lokal ataupun mancanegara.

Berikut ini adalah karakteristik tarian Kecak yang membedakannya dari tari lain.

1. Fungsi dan Kegunaan Tari Kecak

Fungsi dan Kegunaan Tari Kecak
source : tripcetera.com

Seperti yang sudah kamu baca sebelumnya, tarian Kecak merupakan salah satu seni tari yang berasal dari tradisi Sanghyang yang dipercayai oleh masyarakat Bali, khususnya penganut Hindu.

Atraksi yang ditampilkan dengan jalan cerita pewayangan yang dramatis membuat siapapun yang melihat pertunjukan tari ini akan terpukau.

Tarian ini juga mengandung makna religius yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat Bali sebagai pemeluk agama Hindu.

Sebagai tarian sakral untuk upacara atau ritual keagamaan, tarian Kecak ini berfungsi sebagai media memohon perlindungan kepada Dewi Tilotama atau Suprabha yang dipercaya oleh masyarakat setempat dapat mengusir roh jahat dan penyakit.

Cerita wayang yang diangkat dalam pertunjukan seni tari ini yaitu cerita Ramayana.

Cerita mengenai Ramayana ini juga menjadi salah satu sejarah yang berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Bali.

Agar kamu lebih memahaminya, berikut ini fungsi dari tarian Kecak Bali yang wajib kamu ketahui:

  • Sebagai sarana upacara adat dan keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang dan masih terus digunakan sampai saat ini. Tarian ini bertujuan untuk mengusir penyakit dan roh jahat, serta menolak bala atau marabahaya.
  • Sebagai sarana pertunjukan yang menghibur siapapun yang melihatnya dengan menyuguhkan ragam gerak tari, kostum, iringan, dan riasan yang menarik dan sarat makna.
  • Sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan, karena penari Kecak biasanya akan kerasukan roh dan menjadi media penyampai pesan leluhur atau dewa.
  • Sebagai sarana pendidikan yang diajarkan di sekolah-sekolah formal, sehingga tetap lestari dan terjaga hingga saat ini.

2. Gerakan dan Adegan Tari Kecak

Gerakan dan Adegan Tari Kecak
source : jakpost.net

Tari Kecak Uluwatu juga memiliki keunikan tersendiri yang terlihat melalui gerakan dan adegan yang dilakukan oleh penari.

Dibandingkan dengan tarian Bali lainnya, Kecak memiliki gerakan yang terbilang sederhana dan cukup mudah untuk dipraktikkan.

Meski terbilang mudah, tarian Kecak ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang dan hanya boleh dilakukan oleh kaum pria saja.

1. Pemimpin Tari

Dalam pementasan tarian Kecak ini biasanya dipimpin oleh seorang pemangku agama atau tokoh pendeta dalam agama Hindu yang berperan sebagai pemimpin doa dan media komunikasi dengan roh para dewa.

Pelaksanaan prosesi sembahyang ini bertujuan agar mendapatkan keselamatan dan kelancaran dari Sang Hyang Widi.

2. Adegan Pertama

Pada pertunjukan Kecak akan diawali dengan pembakaran dupa, kemudian para penari memasuki panggung sambil mengumandangkan kata “cak cak cak” dan membentuk barisan melingkar.

Pada adegan pertama tarian Kecak berisi tentang kisah Dewi Sinta ketika dirinya diculik oleh Rahwana.

Pada saat Dewi Sinta diculik, Rama sebagai suami Dewi Sinta sedang berburu di hutan.

3. Adegan Kedua

Kemudian pada adegan kedua menceritakan tentang seekor burung garuda yang mencoba untuk membantu Rama menyelamatkan Dewi Sinta.

Namun, pada adegan kedua ini juga digambarkan bahwa burung garuda tersebut tidak berhasil menolong Dewi Sinta.

Sayap burung garuda yang mencoba menyelamatkan Dewi Sinta ini putus akibat terkena tembakan Rahwana.

4. Adegan Ketiga

Pada adegan ketiga menggambarkan kisah Rama dan Laksmana yang tersesat di hutan saat mencari Dewi Sinta.

Karena semua usaha yang dilakukannya tidak ada yang berhasil, Rama mencoba untuk meminta bantuan kepada

Hanoman untuk menyelamatkan istrinya dari Rahwana.

5. Adegan Keempat

Pada adegan keempat, kisah yang diceritakan yaitu Kerajaan Alengka Pura di mana Rahwana menyandera Dewi Sinta akhirnya dibakar oleh Hanoman.

Hanoman meminta kepada Dewi Sinta untuk tetap tenang sampai Rama datang untuk menyelamatkannya.

Secara garis besar adegan-adegan yang digambarkan melalui tarian Kecak ini merupakan kisah penyelamatan Dewi Sinta dari Rahwana.

Tari Kecak menggunakan pola lantai berbentuk lingkaran di mana penari yang berperan sebagai Dewi Sinta, Rama, dan Rahwana berada di tengah-tengah penari Kecak.

Karena tergolong tarian masal, Kecak akan semakin indah, unik, dan menarik apabila ditarikan oleh puluhan bahkan ratusan orang sekaligus.

Setiap adegan tarian Kecak juga menyiratkan banyak pesan moral, salah satunya kesetiaan pada pasangan yang digambarkan melalui penokohan Rama dan Sinta.

Di beberapa adegan pada tarian ini juga menggambarkan pengorbanan dan cinta yang tulus dari seorang suami, yaitu Rama untuk menyelamatkan istrinya, Dewi Sinta dari Rahwana yang jahat.

Dari tarian ini, kamu juga bisa belajar bagaimana bersikap untuk selalu mengandalkan Tuhan meski dalam keadaan yang sulit sekalipun.

Kita juga diingatkan untuk menghindari sifat serakah dan menginginkan miliki orang lain seperti yang digambarkan pada adegan Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana.

3. Iringan Tarian

Iringan Tarian
souce : indoculturez.blogspot.com

Iringan pada Kecak memang terbilang unik dan berbeda dari tarian lainnya, Jika umumnya tarian tradisional Indonesia diiringi dengan alunan musik seperti gamelan, maka pada Kecak tidak menggunakan iringan musik sama sekali.

Iringan pada tarian Kecak hanya berupa suara para penari yang meneriakkan kata “cak cak cak” secara bersamaan seperti acapela.

Salah seorang penari akan berperan sebagai pemimpin yang akan memberikan nada awal.

Sementara itu, satu orang penari lainnya berperan memberikan tekanan pada nada rendah ataupun tinggi.

Satu orang penari lainnya berperan sebagai dalang yang membacakan alur cerita di setiap adegan yang diperankan para penari lainnya yang memerankan tokoh pewayangan.

Suara lantang dan keras dari puluhan penari Kecak inilah yang nantinya akan menciptakan keunikan tersendiri.

Penari Kecak juga mengenakan ornament berupa kerincingan yang dipasang pada pergelangan kaki, sehingga ketika penari menggerakkan tangan dan badan, krincingan akan ikut berbunyi untuk memberi suara yang riuh, unik, dan autentik.

Suasana yang berbeda bisa langsung kamu rasakan ketika kedua tangan para penari diangkat dan digerakkan diiringi suara “cak cak cak” yang diucapkan bersamaan dan semakin lama semakin keras dan cepat.

Suara gemerincing dari kerincingan yang mereka kenakan juga akan menambah semarak tarian asal Bali yang satu ini.

4. Ornamen dan Properti Panggung

Ornamen dan Properti Panggung
souce : photographylife.com

Tidak jauh berbeda dengan tarian lainnya, tarian Kecak ini juga menggunakan ornament dan properti panggung yang khas.

Berbagai ornament dan properti panggung yang digunakan pada tarian ini akan memberikan kesan lebih nyata dan unik karena dirancang sesuai dengan suasana asli.

Karena termasuk dalam golongan tarian sakral, Kecak menggunakan properti berupa api.

Penggunaan properti berupa api ini bukan tanpa tujuan.

Bara api yang digunakan pada tarian Kecak ini akan menciptakan atmosfer magis dan mistis, sehingga siapapun yang melihat pertunjukan tari ini akan merasa hanyut dan tersihir pada setiap adegan yang ditampilkan.

Suasana mistis juga akan semakin terasa ketika api mulai dinyalakan dan jalan cerita yang disuguhkan mulai mencapai klimaks.

Hal yang akan membuatmu semakin terheran-heran dan takjub dari tarian yang satu ini yaitu ketika para penari menari sambil menginjak bara api tanpa terluka sedikitpun.

5. Kostum dan Tata Rias Tari Kecak

Kostum dan Tata Rias Tari Kecak
souce : lomboktouristic.com

Karakteristik lainnya yang membuat Kecak berbeda dari tarian pada umumnya yaitu dari segi kostum dan tata rias yang digunakan para penarinya.

Kostum penari Kecak menggunakan pakaian khas adat Bali berupa sarung kotak-kotak berwarna hitam putih seperti papan catur, celana panjang hitam, dan kostum yang disebut dengan saput poleng.

Para penari juga tidak menggunakan atasan alias bertelanjang dada.

Sementara untuk penari yang menjadi tokoh pewayangan kisah Ramayana seperti Rama, Dewi Sinta, Hanoman, Rahwana , Laksmana, Sugriwa, dan Jatayu menggunakan kostum yang didominasi warna putih dan riasan sesuai dengan tokoh yang diperankan.

6. Setting Pertunjukan

Setting Pertunjukan
source : holidify.com

Dari segi setting pertunjukan tari Kecak juga dilakukan dengan sangat baik dan menarik, sehingga menampilkan kekhasan yang tidak dimiliki oleh tarian Bali lainnya.

Tarian ini dilakukan oleh penari pria sebanyak 50 hingga 70 orang dan disetting membentuk lingkaran yang sempurna.

Pada tempat yang kosong di bagian tengah formasi lingkaran ini nantinya akan digunakan untuk penari yang memerankan tokoh Dewi Sinta, Rama, Rahwana, Hanoman, dan tokoh lainnya.

Kesan sakral dan mistis juga akan semakin terasa ketika adegan penari Kecak menunjukkan keahliannya yang kebal terhadap api.

Karena tari Kecak memiliki pola lantai berbentuk lingkaran dan ditarikan oleh penari yang jumlahnya banyak, pertunjukan tarian ini membutuhkan tempat yang luas.

Untuk penyettingan dari pertunjukan tarian ini juga dilakukan dengan cermat dan memperhatikan setiap detail panggungnya agar mampu memukau penonton.

Bahkan pada tanggal 25 Februari 2018 silam, tarian khas Bali yang satu ini juga sempat mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI karena berhasil menggelar pertunjukan tari Cak dengan jumlah penari sebanyak 5.555 orang.

Pertunjukan tari ini diadakan di Pantai Berawa yang melibatkan siswa dan siswi dari Kabupaten Badung, Bali.

Bagi kamu yang ingin menikmati pertunjukan tari ini, kamu bisa melihat pertunjukan aksi tarian Kecak ini di beberapa tempat yang ada di Bali.

Tempat-tempat yang biasa dijadikan sebagai lokasi pementasan tarian Kecak ini antara lain Pura Uluwatu, Ubud, Tanah Lot, Gianyar, dan Garuda Wisnu Kencana.

Baca Juga :

Mengenal Keunikan Tari Pendet, Tarian Pemujaan dari Bali

Dengan mengenal sejarah dan karakteristik dari tari Kecak secara lebih jelas, kamu jadi makin tahu betapa kayanya kebudayaan yang ada di Indonesia, kan?

Selain sebagai warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan, tarian Kecak Bali ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan asing ataupun lokal untuk berkunjung ke pulau Dewata ini.

[wp_show_posts id="11067"]
About Bagas Kurnia Prasetyo

Content Writer Jr. Mahasiswa part time yang suka teknologi

Leave a Comment