Status WA

1. Berkat adanya pandemi, aku bisa bercerita pada anak cucuku nanti. Tentang perjuanganku yang gigih membantu pemerintah melawan corona. Dengan tidur, makan, dan tidak keluar rumah.

2. Jaman sekarang, lagi ibadah dibikin status, lagi sedekah dijadikan story, berbuat baik diceritakan lewat tweet, lha terus malaikat suruh nyatat apa?

3. Tidak ada yang namanya pekerjaan berat, toh seberat apapun pekerjaan akan menjadi ringan ketika tidak dikerjakan.

4. Aku janji untuk ngga bandel lagi. Kalau masih bandel, nanti aku bakal ngasih janji lagi.

5. Keretakan dalam rumah tangga sebenarnya bisa dipicu oleh berbagai hal, bisa saja memang kualitas semennya kurang bagus.

6. Semenjak semua di-lockdown dan kebanyakan di rumah, aku suka tiba-tiba mikir ‘Kenapa aku harus tiba-tiba mikir?’

7. Tiap-tiap orang pasti memiliki hal menjengkelkan yang terus menghantuinya hingga mati. Salah satunya melihat foto KTP, sudah jelek, berlakunya seumur hidup lagi.

8. Kata orang ‘waktu adalah uang’. Jadi, saat kamu mengajak temanmu hang out dan dia bilang tak punya waktu, itu artinya dia sedang bokek, tak punya uang.

9. Bukan salahku jika tak segera beranjak dari tempat tidur. Sungguh, kasur inilah yang terlalu posesif padaku.

10. Jangan bangga punya motor bagus keluaran terbaru. Aku aja tiap hari dapet hadiah mobil, ngga pernah aku ambil.

1. Hal yang paling kubenci adalah ketika orang lain mencuri ideku, bahkan sebelum aku benar-benar memikirkannya.

2. Kata siapa membersamaimu itu tidak melelahkan? Itu hanya ungkapan para pujangga saja. Tapi, percayalah. Meski lelah, aku yang bersamamu sekarang adalah aku yang terus berproses dan tak takut akan lelah.

3. Cara terbaik mengatasi orang yang tak menghargai kehadiranmu adalah dengan tidak hadir sama sekali.

4. Tak usah repot mengurusi orang lain, toh belum tentu dia mau kau urus.

5. Percayalah saat seseorang menunjuk pada keburukanmu, sebenarnya dia tengah menunjukkan bahwa ia pun tak lebih baik darimu. Seperti telunjuk yang menunjuk orang lain, empat jari lain sedang menunjuk pada diri sendiri.

6. Jangan pernah menghakimi diri sendiri dan merasa dirimu tidak memiliki kualifikasi untuk dinyatakan baik. Bisa saja bagi seseorang di luar sana, kamu adalah terbaik yang selalu didambanya.

7. Aku ini kekanakan, tapi juga dewasa di saat yang bersamaan. Kenapa harus memilih salah satu, jika kamu bisa menjadi keduanya?

8. Fakta bahwa aku memiliki lebih banyak baju tidur ketimbang baju pergi benar-benar menunjukkan siapa diriku sebenarnya.

9. Tidak, aku tak sedang menangis. Ini hanyalah butiran keringat yang keluar dari mataku.

10. Sebaik-baiknya sebuah karya adalah yang selesai dikerjakan.

1. Diakui maupun tidak, ada orang tertentu yang memang diciptakan layaknya pelangi. Indah dipandang, namun tak kan pernah bisa kau raih, seberapapun kerasnya kamu mencoba dengan segala upaya.

2. Apapun yang kulakukan, nyatanya kau hanya menyayangku sebatas sebagai teman. Sementara aku mencintamu sedalam lautan.

3. Tak ada yang memperhatikan tangismu, tak ada yang memperhatikan kesedihanmu, tak ada yang memperhatikan lukamu, tapi lihatlah, kini mereka semua sibuk memperhatikan kesalahan yang kau buat.

4. Sejenak, izinkanlah dirimu bersedih.

5. Hal paling menyesakkan adalah ketika kamu ditinggalkan saat lagi sayang-sayangnya. Aku salah apa?

6. Jika wanitamu menangis, tak berarti ia lemah. Mungkin saja memang ia sudah tak bisa menahan kepedihan yang dirasa. Mengertilah.

7. Terkadang melepas apa yang digenggam merupakan pilihan terbaik. Bukan karena tak lagi sayang, namun terlalu perih untuk terus bertahan.

8. Pundakku telah lama menjadi persinggahan tangismu di tiap kesempatan. Sialnya, peluknya-lah yang selalu menjadi sumber kebahagian dan selalu kau nanti-nantikan.

9. Terkadang , tak mengapa untuk merasa ‘tidak sedang baik-baik saja’.

10. Cukup beri waktu aku sejenak untuk menanggalkan segala sesak yang menyeruak. Aku sedang tak butuh siapa-siapa.

1. Tiap kali aku merasa malas belajar, aku selalu ingat bahwa anak-anakku nanti berhak lahir dari rahim seorang perempuan cerdas.

2. Aku tak punya waktu untuk membenci orang-orang yang membenciku. Aku terlalu sibuk mencintai orang-orang yang benar-benar menyayangiku. Mereka lebih berarti.

3. Jangan mengatakan ‘Ya Tuhan, aku punya masalah besar’. Katakanlah ‘Wahai masalah, aku punya Tuhan yang maha besar.’

4. Hidup dengan baik adalah sebenar-benarnya pembalasan untuk mereka yang mengacuhkanmu. Saat mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa menghancurkan kebahagianmu, saat itulah mereka kehilangan kekuatannya.

5. Yakinlah pada janji Tuhan. Saat kita mempermudah urusan orang lain, Tuhan akan membantu mempermudah urusan kita. Saat kita membantu urusan orang lain, semesta pun akan turut membantu urusan kita.

6. Orang hebat bukanlah mereka yang berani untuk mati. Tapi, mereka yang berani untuk terus hidup. Karena sesederhana apapun hidup, selalu banyak problematika di dalamnya.

7. Hanya karena kau mengalami suatu kegagalan, tak berarti kau akan gagal di segala hal. Kamu hanya perlu terus mencoba dan menghabiskan jatah gagalmu.

8. Superhero bukanlah mereka yang lebih kuat dari orang lain. Hanya saja ketangguhan mereka lebih awet beberapa menit ketimbang kebanyakan orang biasa.

9. Jika tak bisa terbang, maka berlarilah. Jika tak bisa berlari, maka berjalanlah. Jika tak bisa berjalan, maka merangkaklah. Apapun, teruslah lakukan sesuatu untuk terus bergerak maju. Jangan menyerah, jangan diam di tempat.

10. Akan selalu ada orang yang tak bisa menilai seberapa berharganya dirimu. Jangan sampai orang tersebut adalah dirimu sendiri.

1. Menunggu itu membosankan, seringkali juga menyakitkan. Begitu pula dengan meninggalkan, seringkali memberikan luka yang dalam. Namun, berada di antara keduanya terasa lebih membingungkan dan menguras tenaga.

2. Jika dengan menjadi bodoh bisa membuatmu terus membersamaiku, aku memilih untuk menjadi bodoh selamanya. Sayangnya, kamu terlalu pintar hingga mampu membodohiku dan memilih membersamai yang lain.

3. Terkadang dalam beberapa hal kita harus mengijinkan diri kita untuk terluka. Bukan untuk menyerah, hanya sekedar untuk mengetahui siapa sebenarnya orang-orang di sekitar kita.

4. Akan tiba masa di mana semua yang kamu lakukan akan berpulang kembali padamu, dengan cara yang sama. Pun, saat kamu menyakitiku. Aku menyebutnya karma.

5. Sementara kau tengah bergalau ria menanti kedatangannya, di sisi lain ada seseorang yang memintamu pada Tuhan lewat sebait doa. Tak perlu memiliki saat ini, waktuku masih cukup panjang untuk bersabar. Itu aku.

6. Apalah dayaku yang hanya remahan rengginang di pojokan, pasti bakal disapu juga akhirnya.

7. Jadi pelari kalau menang bisa dapat medali emas. Lha kalu cuma jadi pelarian? Dapatnya cuma bisa menangis, Mas.

8. Rasanya ingin ku putar waktu. Agar aku bisa menemukanmu lebih dulu. Agar aku bisa menemukan dan mencintamu lebih lama. Andai saja.

9. Jarak terjauh di dunia ini, bukanlah jarak di mana kita terpisahkan oleh benua. Namun, jarak terjauh di dunia ini adalah saat aku berada di dekatmu, tapi kau tak merasakan hal itu.

10. Untukmu yang masih setia menanti. Bersabarlah akan semua yang kau hadapi. Biarkan sejenak aku merapikan diri. Merampungkan segala janji yang telah dulu kusepakati. Tunggulah, aku akan kembali, dengan hati yang siap untuk kubagi.

1. Aku ini perencana yang buruk. Jadi, kupasrahkan semuanya padamu, termasuk masa depanku.

2. Aku memang paling ahli dalam mengemas rasaku. Bagiku itu privasi, tabu. Sudahlah, cukup aku yang tahu. Ada kamu di hatiku.

3. Memandangmu menggetarkan seluruh aku. Aku tahu, hidup ini luas. Tapi entahlah, hidupku telah terpatri di kamu. Selesai.

4. Padamu, yang mampu mempesonaku di pandangan pertama. Tetaplah di situ, bertahan. Ijinkan aku untuk merampungkan segala urusan. Setelahnya, mari langsung bicarakan pernikahan.

5. Aktor dan artis saling berciuman hingga 10 season tanpa saling jatuh cinta. Sementara seseorang yang menahan pintu untukku sukses membuatku memikirkannya hingga berbulan-bulan. Ya aku.

6. Sebenarnya mau bilang rindu, tapi takut dibilang tak tau malu. Mau bilang sayang, eh takutnya dikira gombal. Mau bilang cinta, makin takut kalau ternyata sudah ada yang punya. Endingnya, hanya bisa mengirim chat ‘Lagi apa?’ walau sudah terkesan basi.

7. Aku punya perut berlemak. Aku punya selulit. Aku punya tanda lahir di beberapa tempat. Bagaimanapun, aku tetap memiliki hak untuk dicintai dan dimiliki.

8. Besarnya cinta Ibu memang tak ada duanya. Ia mengandungmu dan kerepotan hingga 9 bulan. Membesarkanmu dalam gendongan dan susuan hingga 2 tahun. Bahkan, masih terus mendoakanmu sepanjang hidupnya. Ia memang pinjaman Allah yang paling sempurna di dunia.

9. Bagiku, keluarga selalu yang nomor satu. Kamu pengen jadi juara pertama? Ayok masuk keluargaku saja, biar kamu selalu nomor satu.

10. Tahukah kamu apa persamaan antara kamu dan soal ujian? Sama-sama membuatku semangat berjuang karena keduanya berarti untuk masa depan.

1. Semua orang bisa berubah. Semua orang bisa berhijrah. Sayangnya, tak semua orang bisa terus istiqomah.

2. Hiduplah dengan memperbanyak rasa syukur. Tak perlu mati-matian memeperjuangkan sesuatu yang tak bisa kau bawa mati.

3. Waktu yang tersisa kian singkat, sementara usia kian meningkat. Ajal pun makin mendekat. Di sisi kanan kiri juga selalu ada malaikat, yang rutin mencatat amalan baik dan buruk tiap saat. Kembalilah, jangan lama-lama tersesat dalam maksiat.

4. Kekecewaan adalah langkah Tuhan untuk mengajarkanmu pedihnya berharap pada yang selain Dia. Ingat, Tuhan tak suka diduakan.

5. Berhijab memang tak menjamin kelakuanku untuk selalu baik dan beradab. Namun setidaknya, aku telah menjalankan perintah Allah SWT untuk menutup aurat.

6. Allah SWT mengetahui segalanya, mendengar apa yang bahkan tak kau ucapkan, menjawab lebih dari sekedar yang kau harapkan, memberi lebih dari sekedar yang kau inginkan. Hanya saja, urusan waktunya kapan, pasrahkan saja pada Sang Pemilik Semesta.

7. Jadilah wanita cantik sesungguhnya. Mereka yang cantik, terlihat auranya memancar kemana-mana, bukan auratnya yang diumbar ke siapa saja.

8. Jangan marah saat fisik istrimu berubah kian gemuk karena banyak makan. Ingatlah, tiap suapan yang masuk mulut istrimu adalah pahala bagimu. 5 suapan, 5 pahala. Makin banyak suapannya, makin banyak pula pahalanya.

9. Menghakimi seseorang tidaklah menunjukkan siapa dia sebenarnya. Sebaliknya, menghakimi seseorang hanya membuktikan buruknya tabiat yang kamu punya.

10. Teruslah jaga shalatmu. Saat kamu kehilangannya, saat itu pula kamu kehilangan yang lainnya.

1. Oh, maaf. Aku lupa bahwa aku kau anggap ada di saat kau butuh saja.

2. Jika ada yang menertawakanmu, diamkan saja. Jika ada yang mencibir langkahmu, diamkan saja. Jika ada yang julid membicarakanmu, diamkan saja. Nanti juga mati sendiri.

3. Sudah terbiasa apa-apa sendiri. Harusnya kamu sudah tak punya ketakutan lagi. Tak usah mengeluh lagi, nanti saktimu hilang, hatimu ambyar.

4. Jika ada yang bertanya ‘kapan nikah?’ dan itu mengganggumu, jawab saja dengan sederhana ‘kapan mati?’ Toh, keduanya sama-sama pertanyaan yang kamu tak tahu jawabannya, kan?

5. Aku tidak gemuk, tidak sama sekali. Aku hanya over berisi dan seksi. Jangan menyebutku gemuk lagi.

6. Bila ada seseorang yang mengatakan padamu ‘Kok kamu sekarang tambah gendut’, segera ambil tindakan tegas. Lapor polisi atas Pasal 335 tentang perbuatan tidak menyenangkan.

7. Mencintaimu menyakitkan. Aku hanya bisa memandang dari kejauhan. Di matamu hanya ada dia seorang. Aku tak pernah ada. Dan kamu tak pernah mau tahu.

8. Janjimu itu ibarat balon. Warna-warni, tapi ngga ada isinya. Kosong.

9. Setelah semuanya ku lakukan, kamu malah menghilang. Tak apa, kamu pasti akan mendapatkan karma.

10. Ada beberapa janji yang tak bisa tertepati. Ada beberapa sakit yang tak bisa diobati. Yang kubisa hanya mencoba melupakan, luka ini tak tersembuhkan.

1. Katanya cewek suka cowok humoris. Mana ada? Buktinya pada pilih Reza Rahadian ketimbang Sule.

2. Menjadi jelek memiliki banyak keuntungan. Jika seseorang ada yang mencintaiku, setidaknya aku tahu dia jatuh cinta pada kepribadianku.

3. Aku tidak seperti kebanyakan wanita lain yang bingung memilih makanannya. Aku bahkan sudah tahu apa yang mau ku makan saat makan malam nanti. Ya, sebenarnya aku sudah mulai memikirkannya sejak tadi siang.

4. Menjadi sehat tak hanya soal diet dan olahraga saja. Lebih dari itu, apa yang ada di pikiran dan otakmu sangat berdampak pada kesehatan.

5. Aku suka berlagak bodoh ketika sebenarnya aku tahu apa yang sedang terjadi.

6. Mama selalu mengomel bahwa aku tak akan mencapai suatu hal yang bermakna jika terus bermalas-malasan di kasur seharian. Lihatlah sekarang, Ma, aku menyelamatkan dunia dari corona.

7. Langkah tercepat untuk menurunkan berat badan adalah dengan patah hati, no debate.

8. Karantina mandiri membuatku tersadar bahwa selama ini hobiku hanyalah hang out dan terus-terusan menghabiskan uang. Menyedihkan.

9. Aku penasaran berapa banyak kalori yang sudah kubakar usai terus-terusan lari dari masalah dan tanggung jawab.

10. Sebenarnya hanya satu kesalahan yang pernah kulakukan selama hidup, yakni tak pernah belajar dari kesalahan.

1. Dadhi wong kok serba salah. Dadhi wong polos dibully. Dadhi wong apik disindiri. Dadhi wong elek dirasani. Kabeh-kabeh kok dicacati.
(Jadi orang kok serba salah. Jadi orang polos dibully. Jadi orang baik disindir. Jadi orang jahat digunjingkan. Semuanya kok dipermasalahkan).

2. Koe ki ibarat koyo wit gedhang. Duwe jantung, sayang e ra duwe ati.
(Kamu itu ibarat pohon pisang. Punya jantung, sayangnya ngga punya hati).

3. Jenenge we urip, mesti akeh cobaan. Yen akeh saweran, kui jenenge dangdutan.
(Namanya juga hidup, pasti banyak cobaan. Kalau banyak saweran, itu namanya dangdutan).

4. Urip ki ibarat mung mampir ngombe. Ojo lali gorengan lan udut e. Pokok e, wes, syukuri wae.
(Hidup itu ibarat singgah untuk minum. Jangan lupa gorengan dan rokoknya. Pokoknya, sudahlah, syukuri saja).

5. Ojo mung terus-terusan ngopi. Pisan-pisan jajalo ngeteh. Ben koe ngerti yen urip iki anane ra mung pait, tapi yo ana sepet-sepet e.
(Jangan terus-terusan ngopi. Sesekali cobalah ngeteh. Biar kamu tahu bahwa hidup ini ngga cuma pait aja, tapi juga ada sepat-sepatnya).

6. Yen sampe ana wong lanang ngarani wong wedhok jarene opo-opo mung nyawang saka bondo, yo asline mergo wong lanang yo nyawang wong wedhok saka rupo. Pahamono yen ayune rupo kui yo mergo bondo.
(Jika sampai ada laki-laki yang mengatakan perempuan katanya cuma melihat dari harta saja, ya sebenarnya laki-laki pun melihat perempuan juga hanya dari rupa. Pahamilah jika cantiknya rupa itu ya berkat harta).

7. Urip ki ra sah kakean sambat. Koe kentekan duit? Butuh silihan? Mreneo. Ayo nangis bareng, nangisi kahanan.
(Hidup itu tak perlu banyak mengeluh. Kamu butuh uang? Butuh pinjaman? Kemarilah. Ayo menangis bersama, menangisi keadaan).

8. Panas e dunyo ra patio krasa merga disangga wong sak jagat. Bedo critane karo panas e ati, krasa abot mergo disangga dewe. Nonton sing mbok tresnani pamer pacar anyar, rumangsamu atiku opo ra ambyar?
(Panasnya dunia tidak terlalu terasa karena dibagi orang banyak. Beda ceritanya dengan panasnya hati, terasa berat karena dirasakan sendiri. Melihat orang yang kamu cintai pamer pacar baru, menurutmu hatiku apa ngga ambyar?)

9. Yen awakmu ra iso duweni opo sing paling mbok pengeni, sak ora-orane awakmu ra ngrebut opo sing wes dadhi duwenane wong liyo.
(Jika kamu tidak bisa memiliki apa yang kamu inginkan, setidaknya kamu tidak merebut apa yang sudah menjadi milik orang lain).

10. Koe yen pengen golek pacar, mending ojo sing jomblo. Saingane akeh, bro. Mending sing wes duwe pacar. Sainganmu mung siji, yoiku pacar e.
(Kamu kalau mau cari pacar, lebih baik jangan mencari yang jomblo. Saingannya banyak, bro. lebih baik yang sudah punya pacar. Sainganmu cuma satu, yaitu pacarnya).

1. Because of this coronavirus stuff, I miss the moment I’m telling my friends ‘I’m on the way’ while still being home.

2. I don’t care if people call me selfish. After prioritizing people first for a long time and being disappointed, I think I deserve to do whatever makes me happy.

3. Because of this quarantine, I’m not saying LOL anymore. I’m saying ‘laugh out loud’ instead. It’s ok, I got time to type it out perfectly.

4. People who laughed loudly were they who had cried so deeply.

5. Dear life. When I asked if my day could be worse, it was totally a rhetorical question, not a challenge.

6. When someone asked me what I like and dislike, I answered it simply. I like to have so many foods. I dislike being alone without food. My hobbies are shopping for food, looking to eat food, and absolutely eating food. Yeah, I have a complicated relationship with food.

7. It doesn’t mean that I’m not a morning person. I love morning, seriously. I’m just not waking up person.

8. Dear diet, it seems that our relationship isn’t going to work out between both of us. It’s not me, obviously. It’s you. I mean, you are boring and tasteless. Thus, it’s not my fault that I keep cheating on you.

9. This world can be so brutal. Some people would rather die than be who they really are.

10. It’s ok to be blamed rather than giving an unnecessary explanation.