Sejarah batik memang sangat menggelitik untuk dicari tahu. Pasalnya, kain tradisional yang merupakan salah satu peninggalan warisan budaya Indonesia ini memang sudah sangat terkenal.
Menariknya, setiap daerah memiliki karakteristik corak batiknya masing-masing. Hal ini menjadi bukti tidak terbantahkan, mengenai betapa kayanya budaya negeri ini.
Tahu mengenai eksistensi batik saja ternyata tidak cukup untuk bisa menjaga kelestarian warisan leluhur ini. Supaya bisa lebih mencintai batik, setidaknya kamu juga harus mengetahui bagaimana sejarah perkembangannya di tanah air. Kalau kamu penasaran, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini :
Sejarah Batik di Indonesia
1. Sejarah Batik Solo
Siapa yang tidak mengenal batik Solo? Kota yang terkenal sebagai salah satu pusat batik di Indonesia ini memang menghasilkan batik dengan beragam corak unik. Tidak heran kalau batik yang dibuat di Solo juga begitu mendunia. Sementara itu, sejarah penciptaan batik Solo ini tidak terlepas dari eksistensi keraton, yang merupakan tempat dari mana batik berasal.
Berbeda dengan daerah lain, batik Solo memiliki karakteristik corak yang unik. Umumnya mengusung tema parang, barong, kawung, dan sawat. Untuk mendapatkan kain batik tulis asli dari kota ini, kamu bisa langsung berkunjung ke sentra batik yang berada di Kauman, dan Laweyan.
2. Sejarah Batik Pekalongan
Catatan sejarah mengungkapkan, bahwa budaya membatik di Pekalongan sudah mulai dilakukan sejak abad 17 M. Meskipun pada awalnya motifnya sangat terbatas, namun seiring dengan masuknya pedagang Cina, Arab, Eropa, dan India ke Pekalongan, corak batik mulai semakin beragam.
Keragaman corak batik tersebutlah yang kemudian membuat batik Pekalongan menjadi sangat terkenal. Bahkan kain batik buatan kota ini sering diekspor ke luar negeri. Salah satu corak batik yang sangat khas dengan budaya Arab adalah Jlamprang.
3. Sejarah Batik Yogyakarta
Kota lain yang terkenal sebagai pusat batik adalah Yogyakarta. Bahkan kamu bisa dengan mudah mengikuti kelas membatik yang diadakan di lingkungan keraton. Jika dilihat berdasarkan sejarah batik Jogja, sebenarnya baru dimulai setelah perjanjian Giyanti. Dengan kata lain, sejak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mulai didirikan.
Tidak mengherankan kalau kamu bisa melihat corak dari daerah lain diaplikasikan pada batik Jogja. Salah satu ciri khas batik dari Kota Gudeg ini adalah berupa penggunaan simbol seperti geometris seperti kawung, ceplok, dan limaran. Selain itu ada pula simbol non geometris yang mengusung falsafah Hindu Jawa.
4. Sejarah Batik Cirebon
Berdasarkan sejarahnya, awal eksistensi batik Cirebon dimulai pada masa Sunan Gunung Jati. Ini terbukti dari penciptaan batik trusmi, yang dibuat langsung oleh Ki Buyut Trusmi yang merupakan seorang pemuka Islam. Seiring perkembangan zaman dan masuknya pedagang asing dari Tiongkok, Persia, Arab, dan India menjadi awal kemunculan beragam motif baru.
Mega mendung adalah salah satu corak batik dari Cirebon yang dipengaruhi budaya Cina. Selain itu, ada pula corak naga silam yang dipengaruhi kebudayaan India. Namun secara umum, batik Cirebon memiliki ciri khas berupa dominasi warna kuning, hitam, marun, biru, dan gading.
5. Sejarah Batik Kawung
Kawung adalah salah satu corak batik paling tua di tanah Jawa. Memiliki motif seperti kolang-kaling yang ditata dalam bentuk empat persegi, batik kawung memang selalu hadir dalam warna klasik. Menurut penelitian, batik kawung sudah eksis sejak abad ke 9 Masehi. Namun baru berkembang luas di abad ke 18.
Makna filosofis dari motif kawung adalah lambang pengendalian diri sempurna, yakni hati bersih tanpa rasa iri dan dengki. Sementara pengambilan nama kawung berasal dari 2 sumber, yakni kwangwung atau serangga, dan kolang-kaling. Pada awalnya, kawung ini dibuat khusus untuk kalangan keraton.
6. Sejarah Batik Mega Mendung
Corak mega mendung sangat identik dengan Cirebon, karena memang ikon batik dari kota ini. Dipengaruhi budaya Cina yang unik, wajar saja kalau motif ini sangat diminati oleh konsumen dari mancanegara. Ini terbukti dari diterbitkannya sebuah buku dengan judul “Batik Design”, yang ditulis oleh Pepin van Roojen dari Belanda.
Kedatangan pedagang Cina ke Indonesia, dan pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien dianggap berpengaruh besar terhadap pembuatan motif megamendung. Jika dilihat dari paham Taoisme, gambar awan merupakan lambang dari dunia atas atau ketuhanan.
7. Sejarah Batik Kampung Batik Semarang
Jika kebetulan berkunjung ke Ibukota Jawa Tengah ini, maka jangan lupa untuk berkunjung ke kampung batik. Di tempat ini, kamu bisa melihat berbagai macam motif batik yang berasal dari beragam daerah di Indonesia. Mulai dari motif paling tua, hingga corak modern kekinian.
Bukan sekedar melihat-lihat saja, kamu juga bisa belajar membatik dengan alat canting disini. Hal ini dikarenakan hampir semua toko batik menyediakan layanan jasa belajar membatik. Jadi, selain berwisata dan belanja, kamu juga bisa sekalian belajar budaya serta sejarah batik.
8. Sejarah Batik Madura
Tradisi membatik memang sudah sejak lama ditekuni oleh masyarakat Madura, khususnya di daerah Pamekasan. Jika ditelusuri lebih jauh, kain batik merupakan salah satu pakaian tradisional yang sering dikenakan oleh orang Madura.
Berbeda dengan batik dari kota lain, motif batik Madura memang bisa dikatakan tidak biasa. Hal tersebut dikarenakan pengrajin bebas berkreasi sesuai dengan kreatifitasnya masing-masing. Jadi, tidak heran kalau sampai saat ini ada ribuan corak batik Madura.
9. Sejarah Batik Banten
Jika ditelusuri dari sejarah perkembangannya, sebenarnya batik Banten ini merupakan warisan dari Kerajaan Islam Kesultanan Banten. Hal ini dikarenakan motif gambar pada batik Banten terinspirasi dari artefak kerajaan tersebut. Selain itu, biasanya pada kain terdapat warna abu-abu, yang menurut cerita merupakan cerminan dari Banten.
Batik Banten telah dipatenkan pada tahun 2003 silam, dan sudah diakui oleh seluruh negara-negara di dunia. Wajar saja jika peminat batik ini juga banyak sekali, baik masyarakat lokal maupun internasional.
10. Sejarah Batik Bali
Lahirnya batik Bali dipelopori oleh seorang pria bernama Pande Ketut Krisna dari Gianyar, Bali. Pada awal pembuatannya, Ketut membuat batik secara manual dengan metode cap menggunakan alat tenun. Seiring dengan kemajuan zaman, corak batik Bali menjadi semakin beragam. Karena banyak pengrajin yang mulai inovatif dengan membuat kombinasi.
Sebagaimana yang mungkin sudah kamu ketahui, kalau kain batik itu sangat erat hubungannya dengan masyarakat Bali. Sebab selalu digunakan dalam berbagai upacara adat, maupun keagamaan.
11. Sejarah Batik Kalimantan
Kalau ditelusuri menurut sastra lisan kuno, batik Kalimantan ini adalah persembahan Patih Lambung Mangkurat untuk Putri Junjung Buih. Tapi kalau dilihat berdasarkan sejarah tertulis, maka batik Kalimantan adalah pakaian tradisional khas suku Dayak atau “Banyak” yang berarti sungai. Tidak heran kalau coraknya didominasi gambar sungai.
Salah satu karakteristik batik Kalimantan yang dapat dengan mudah dikenali, adalah karena menggunakan motif dengan nilai filosofis tinggi. Misalnya saja corak batang garing, yang berarti simbol kehidupan, kemudian motif mandau yang merupakan senjata tradisional. Di era modern ini, motif batik Kalimantan paling populer adalah naga balimbur, dan sebagainya.
12. Sejarah Batik Lasem
Kabupaten Rembang, khususnya daerah Lasem memang terkenal sebagai salah satu tempat pengrajin batik terbaik. Selain menawarkan motif dengan warna yang khas, batik Lasem juga mengaplikasikan pewarna alami. Proses pembuatannya sendiri dilakukan dengan cara ditulis, jadi tidak heran kalau butuh waktu lama untuk menghasilkan satu lembar kain batik.
Keberadaan batik Lasem tidak bisa dipisahkan dari cerita mengenai Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok, yang datang bersama masyarakat Tionghoa. Salah satunya adalah Na Li Ni, ia disebut sebagai sosok yang membuat batik di daerah Lasem. Jadi, wajar saja kalau gambar burung Hong, bunga seruni, naga, dan mata uang menjadi ciri corak batik Lasem.
13. Sejarah Batik Papua
Budaya membatik ternyata berkembang hingga ke ujung timur Indonesia. Meskipun pada awalnya perkembangan batik di Papua masih dipengaruhi style Pekalongan karena dianggap lebih menguntungkan. Namun sejak tahun 1985, batik Papua mulai menunjukkan eksistensinya dengan mengusung corak kombinasi etnik Jawa, dan Papua.
Motif Papua memiliki ciri khasnya sendiri yang membuat batik tersebut kelihatan semakin eksotis. Beberapa corak andalannya antara lain motif Cendrawasih, Asmat, Tambal Ukir, Tifa, dan Sentani. Setiap motif memiliki makna filosofisnya masing-masing, misalnya saja motif Tifa yang melambangkan persatuan.
14. Sejarah Batik Jambi
Sebagai wilayah yang paling dekat dengan Tiongkok, dalam perkembangannya batik Jambi juga banyak dipengaruhi oleh budaya dari negara tirai bambu tersebut. Pada abag ke 17 – 19 M, motif batik Jambi mengusung corak geometris. Namun pada zaman Kerajaan Melayu, corak yang diaplikasikan sudah mulai berkembang menjadi flora dan fauna.
Keragaman motif batik Jambi juga bisa dilihat dari adanya corak seperti huruf kaligrafi, yang merupakan peninggalan dari budaya Arab. Meskipun begitu, apabila dilihat sekilas sebenarnya motif batik Jambi ini banyak dipengaruhi oleh corak gambar khas Jawa.
15. Sejarah Batik Betawi
Tahukah kamu kalau sebenarnya budaya membatik sudah dilakukan sejak zaman dahulu oleh orang Betawi? Meskipun tidak famous seperti batik Pekalongan, namun batik Betawi sempat menduduki puncak kejayaan di abad ke-19. Namun sayangnya, banyak sekali corak asli sudah lenyap tanpa bekas, diantaranya adalah motif bambu kuning, dan seser hujan.
Saat ini, kamu bisa menemukan batik Betawi dengan corak yang lebih inovatif seperti gambar kerak telor. Walaupun kedengaran cukup “nyeleneh”, namun faktanya corak ini aslinya sangat bagus. Kalau kamu ingin melihat beragam corak batik Betawi, maka bisa berkunjung ke Kampung Batik Betawi Terogong.
16. Sejarah Batik Sidomukti
Batik Sidomukti umumnya dibuat dari bahan pewarna soga. Hal ini pula yang membuatnya masuk dalam salah satu jenis batik keraton. Motif batik Sidomukti sendiri asalnya dari Surakarta, Jawa Tengah dengan mengaplikasikan motif kuno. Jika dilihat dari sejarahnya, sebenarnya batik Sidomukti adalah versi terbaru dari corak Sidomulyo.
Jadi, sudah ada sejak era Kerajaan Mataram Kertasura. Apabila ditafsirkan, maka Sidomukti memiliki arti sebagai “Semoga harapan cepat tercapai”. Tidak mengherankan kalau motif ini biasanya dipakai untuk upacara ritual perkawinan adat Jawa.
17. Sejarah Batik Cap
Batik cap mulai diperkenalkan di Indonesia pada abad ke-19 M. Pelopor pembuatan batik cap atau stempel ini adalah Raffles. Teknik membuat batik dengan cara di cap memang jauh lebih simpel, khususnya jika dibandingkan cara manual dengan ditulis. Tradisi batik cap ini ditemukan di Palembang, Aceh, dan Jambi pada periode awal.
18. Sejarah Batik Riau
Kerajinan batik di Riau merupakan sebuah budaya yang sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Daik Lingga (Melayu Kuno). Tepatnya sekitar tahun 1824 sampai 199 Masehi. Tidak berbeda dengan batik Jawa, proses pembuatan batik Riau juga dilakukan dengan menggunakan alat canting. Sedangkan material kain bahan yang digunakan adalah sutra.
Meskipun sempat lesu, namun pada tahun 1985 perkembangan batik di Riau kembali bangkit atas dukungan dari Dinas Provinsi Riau. Ciri khas batik dari daerah ini umumnya mengaplikasikan motif kembang, seperti cempaka, bintang, kenduduk, dan sosoum.
19. Sejarah Batik Jepara
Batik Jepara memiliki karakteristik khas berupa motif seni ukir. Jadi, gambar yang diaplikasikan adalah ukiran Jepara. Jika dilihat berdasarkan sejarah perkembangannya, batik Jepara biasanya dikombinasikan Tenun Ikat Troso. Beberapa corak andalan batik Jepara antara lain motif parang poro, lung-lungan, kembang setaman, dan elung bimo kurdo.
20. Sejarah Batik Jawa
Budaya membatik di tanah Jawa sudah ada sejak masa pemerintahan Majapahit, yaitu abad XVII. Kemudian terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Pada awal diperkenalkannya batik, corak yang diaplikasikan hanya terbatas gambar binatang dan tumbuhan. Namun semakin beragam dengan hadirnya corak dan pola baru mengikuti trend.
Kesenian membatik sudah menjadi suatu budaya di kerajaan-kerajaan Jawa sejak zaman lampau. Bahkan pada awalnya batik hanya dikerjakan oleh orang yang berada di lingkungan keraton. Tapi lambat laun dibudidayakan oleh pengikut raja yang tempat tinggalnya ada di luar istana. Hal tersebutlah yang membuat batik menjadi semakin terkenal.
21. Sejarah Batik Trusmi Cirebon
Kegiatan membatik di Trusmi sudah dimulai sejak abad ke-14 M. Nama batik Trusmi diambil dari nama desa tersebut, yang memiliki arti “bersemi”. Asal mula budaya membatik bermula saat Sultan meminta orang Trusmi membuat batik seperti yang dikenakannya. Namun di luar dugaan, ternyata penduduk desa itu bisa membuat batik dengan motif persis dengan aslinya.
22. Sejarah Batik Dayak
Batik Dayak Kalimantan dibuat dengan metode wax resist atau rintang lilin. Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik Dayak dibedakan atas beberapa jenis menurut motif yang digunakan. Ada batik Dayak asli dengan corak mandau, burung enggau, gumin tambun, dan sebagainya. Namun ada juga kombinasi batik Dayak dengan Jawa, Melayu, hingga Cina.
Kain batik Dayak asli memiliki ciri khas berupa penggunaan warna-warna yang berani. Sementara coraknya dapat dengan mudah dikenali karena biasanya mengusung motif tradisionalitas, dan budaya asli kepulauan Borneo.
23. Sejarah Batik Tasikmalaya
Budaya membatik di Tasikmalaya tidak terlepas dari peran pengungsi masyarakat Jawa Tengah pada saat terjadinya peperangan. Banyak diantara imigran tersebut yang merupakan seniman batik dan kemudian melanjutkan mengerjakan keterampilannya di Tasikmalaya.
Tapi karena kondisi alam yang berbeda dengan daerah asalnya, hal tersebut pula yang mempengaruhi motif batik. Karena para seniman melukis corak sesuai dengan karakteristik Tasikmalaya. Jadi, jangan heran kalau banyak unsur budaya Jawa Tengah dalam corak batik Tasik ini.
24. Sejarah Batik Cap
Teknik membatik menggunakan stempel memang memberikan dampak cukup besar. Karena lebih praktis dan efisien, tentu saja berpengaruh pada harganya yang jadi lebih murah. Khususnya apabila dibandingkan batik tulis. Batik cap sendiri mulai dilakukan sejak abad XIX oleh seniman bernama Raffles. Kemudian semakin berkembang seiring pergantian zaman.
25. Sejarah Batik Palembang
Budaya membatik di Palembang dibawa oleh imigran Jawa sejak seratus tahun lalu. Namun yang paling menarik adalah, bahwa kamu tidak akan menemukan adanya gambar binatang pada batik ini. Hal tersebut karena pembuatan batik Palembang mengikuti syariat Islam. Corak andalan batik dari daerah tersebut antara lain bunga, dan lasem.
Keunikan lain dari batik Palembang adalah karena kain yang digunakan harus sutra organdi. Warna yang diaplikasikan juga biasanya cerah, seperti hijau dan kuning. Beberapa motif batik Palembang yang populer sampai sekarang antara lain: Songket Kerak Mutung Jukung, Jumputan Gribig Encim, dan sebagainya.
26. Sejarah Batik Sasirangan
Sasirangan merupakan kain tradisional suku Banjar yang mendiami kawasan Kalimantan Selatan. Proses pewarnaannya dilakukan dengan teknik perintang menggunakan benang atau tali dengan corak tertentu. Kain sakral ini adalah warisan dari abad ke-12 M, pada masa Lambung Mangkurat menjabat sebagai patih Negara Dipa.
Awalnya, sasirangan difungsikan sebagai kain untuk penyembuhan. Namun fungsi dan pemakaiannya berubah seiring berjalannya waktu. Beberapa motif batik sasirangan yang terkenal antara lain Iris Puda, Kulat Karikit, Jajumputan, Kangkung Kaumbakan, Ombak Sinapur Karang, Kambang Kacang, Sisik Tanggiling, dan banyak lagi lainnya.
27. Sejarah Batik Maluku
Pulau yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar ini ternyata memiliki kerajinan tangan batik. Namun umumnya lebih dikenal dengan nama tenun. Batik Maluku memiliki corak khas berupa flora, fauna, salawaku, parang, dan tifa totobuang. Jadi, corak batik Maluku lebih menonjolkan sisi tradisionalitas, dan kekayaan alam pulau tersebut.
Kesenian membatik juga dilakukan oleh masyarakat di Maluku. Sebagaimana daerah lain, material bahan kain biasanya menggunakan katun dan sutra. Batik Maluku memiliki karakteristik motif yang khas, misalnya saja Salawaku. Selain itu, masih ada beberapa motif lain yang mengusung kekayaan budaya Maluku seperti pala, dan cengkeh.
28. Sejarah Batik Lampung
Kegiatan membatik di Lampung dipelopori oleh Gatot Kartiko, yang merupakan seorang imigran dari Jawa. Dengan ide kreatifnya, beliau mulai mengembangkan beragam corak batik di atas kain siger dan tapis (kain tradisional Lampung). Batik Lampung mulai dikenal oleh publik nasional dan internasional, sejak diperkenalkan oleh mantan presiden SBY.
Corak batik Lampung lebih menonjolkan budaya, dan kondisi geografis daerah tersebut. Karena umumnya pembuatan disesuaikan dengan trend. Dengan kata lain, berdasarkan pada kesempatan bisnis.
29. Sejarah Batik Toraja
Riwayat tentang adanya batik di Indonesia sangat panjang sekali. Setiap daerah memiliki cerita perkembangan batiknya masing-masing, terutama pulau Jawa. Namun yang menarik adalah, banyak sumber yang menyebutkan bahwa tempat lahirnya batik ini adalah tanah Toraja, Sulawesi Selatan.
Hal ini dikarenakan motif batik Toraja terbukti original, tanpa ada pengaruh dari budaya asing sebagaimana batik Jawa. Ragam corak yang diaplikasikan pada batik Toraja memiliki nilai dan makna filosofis tertentu. Seperti corak Pare Allo, yang bermakna sebagai matahari bersinar.
30. Sejarah Batik Aceh
Dalam sejarah Aceh memang tidak mempunyai tradisi membatik. Namun masyarakat bumi Serambi Mekah ini telah mengenakan kain batik tulis sejak era kerajaan. Budaya membatik disinyalir dibawa oleh para imigran dari pulau Jawa, tapi kemudian mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman. Ini dibuktikan dari keunikan motif batik Aceh yang khas.
Batik Aceh dikenal dengan penggunaan warna-warna terang, sehingga tampak glamor. Selain itu, tidak ada pula gambar binatang karena tidak sesuai dengan Syariat Islam. Beberapa motif batik Aceh yang paling terkenal antara lain corak awan meucanek, gayo, pucok reubong, bunga jeumpa, awan berarak, tolak angin, dan lain sebagainya.
31. Sejarah Batik Truntum
Batik motif truntum diciptakan oleh Ratu Kencana yang merupakan permaisuri dari Sunan Pakubuwono III Keraton Surakarta. Awal mula penciptaannya sendiri bermula dari kesedihan sang ratu yang tidak bisa memberikan keturunan pada Pakubuwono III. Sehingga sang raja kemudian berniat menikah lagi.
Dalam kesedihannya, Ratu Kencana merenung di bawah langit berbintang sembari membatik. Gemerlap bintang tersebutlah yang menginspirasi sang ratu menulis corak truntum. Jika diperhatikan dengan seksama, truntum memang kelihatan seperti susunan bintang bersinar terang di langit yang gelap.
32. Sejarah Batik Jlamprang
Motif Jlamprang adalah salah satu ikon corak batik Pekalongan. Tradisi membatik di kota tersebut sendiri sudah ada sejak era Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-17 M. Corak jlamprang sendiri mengusung pola geometris, seperti segitiga maupun lingkaran. Motif yang diaplikasikan terinspirasi dari pendatang India, yang memperkenalkan kain patola.
Tradisi membuat tenun patola tersebutlah yang kemudian diadopsi oleh masyarakat Pekalongan ke dalam corak batik. Batik jlamprang dapat dikenali melalui tatan gambar seperti ceplok, dengan bagian lingkaran terdiri atas pola persegi panjang dan bujur sangkar.
33. Sejarah Batik Sekar Jagad
Batik sekar jagad memiliki corak dengan makna filosofis kecantikan mempesona. Keindahan yang dituangkan dalam karya batik tulis tersebut faktanya berhasil membuat penikmat seni berdecak kagum. Corak sekar jagad sendiri berasal dari Jawa, khususnya Solo dan Yogyakarta.
34. Sejarah Batik Keris
Batik Keris adalah salah satu perusahaan tekstil raksasa di Indonesia. Perusahaan yang berdiri di kota Solo ini bergerak di bidang pembuatan dan penjualan kain batik tradisional. Untuk mempertahankan budaya membatik canting, perusahaan ini juga mengaplikasikan dua teknik pembuatan batik, yakni manual dan menggunakan mesin.
Perusahaan Batik Keris didirikan sejak tahun 1947 silam oleh pasangan Kasom Tjokrosaputro, dan Gaitini. Seiring berkembangnya zaman, produk batik keris semakin dikenal dan diminati. Bukan hanya oleh masyarakat dalam negeri, namun juga mancanegara. Tidak heran kalau nama batik keris ini sangat terkenal.
35. Sejarah Batik Tulis
Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu “amba” yang artinya “menulis, dan “titik” yang artinya “titik”. Secara umum, batik merupakan seni kerajinan tangan bernilai tinggi. Kegiatan membatik sendiri adalah bagian dari budaya Indonesia yang kaya. Karena pada zaman dahulu, keterampilan batik tulis merupakan kegiatan rutin wanita Jawa.
Membatik dengan canting adalah tradisi nenek moyang bangsa Indonesia yang dilanjutkan turun temurun. Pada awalnya, kerajinan batik hanya dilakukan oleh keluarga keraton. Sehingga motif yang diterapkan juga menjadi simbol darimana keluarga tersebut berasal. Namun hal ini berubah seiring perkembangan zaman.
Sejarah lahirnya batik tulis di Indonesia tidak dapat ditemukan dalam catatan historis. Namun G.P. Rouffaer mengatakan, bahwa metode batik tulis ini diperkenalkan oleh bangsa India sekitar abad VI atau VIII Masehi. Sementara sejarawan Indonesia, F.A. Sutjipto meyakini kalau batik tulis merupakan budaya asli dari Toraja.
Jenis dan motif batik tradisional yang berkembang Indonesia sangat beragam, bahkan nyaris tidak terhitung jumlahnya.
Hal tersebut dikarenakan setiap daerah memiliki corak khas sesuai filosofi, nilai, budaya, dan kondisi geografis masing-masing.
Keunikan teknik dan motif yang diaplikasikan inilah, yang membuat karya batik Indonesia begitu dikagumi dan diapresiasi oleh dunia.